BB 2316

Malam semakin lelap dan menusuk
Tak terlihat bulan menunjukkan pucatnya
Ku kurangi hidup ini
dengan menghabisi si jernih dalam kantong
tanpa menghiraukan masa depan yang tak tentu

Diantar si jernih dan si hitam pekat
mengkamuflasekan kepahitan tersembunyi
butiran yang bisa menimbulkan luka


Berkencan dengan nyala lampu
bercerita,
membuat badan ini mulai kaku dan terpaku
Gundah gulana
tenang namun beriak
kembali menemukan ritme yang sama

Tak tentu arah yang dituju
sempat memutuskan jalan
Lalui dan nikmati

No comments: