Ketika di penghujung kelas X, Manis harus menentukan nasibnya. Dia harus memilih antara IPA, IPS atau Bahasa. Di dalam kegalauan tersebut, akhirnya Manis memilih untuk masuk jurusan IPA, meskipun di IPA ada musuh besar sekaligus pelajaran yang tidak di sukai oleh Manis yaitu Fisika.
Meskipun Manis tak sekelas lagi dengan teman – temannya waktu kelas X. Kelas yang sekarang ini masih menyisakan koloninya dulu waktu kelas X yaitu Ifan. Sama seperti Manis, Ifan juga termasuk anak IPA yang “premature”.
Hal ini terbuktii, hari pertama masuk sebagai anak IPA saja. Manis dan Ifan tidak masuk pelajaran Fisika dan Matematika. Mereka malah lihat anak – anak freshman (ngeceng), mereka ikut – ikutan ngospek anak kelas X, mereka beraksi tidak hanya berdua saja tetapi dengan teman – teman waktu kelas X. Seminggu sebagai anak IPA, Manis lalui tanpa beban.
Tetapi, cerita menjadi lain ketika KBM berjalan sebagai mana biasanya. Manis disibukan karena dituntut untuk mengerjakan tugas – tugas, tapi hal ini sama saja. Manis tetaplah Manis, dia termasukorang – orang yang mengulur – ngulur PR, apalagi kalau PR Fisika hampir bisa dipastikan dia selalu “copas”.
Hal ganjilpun terjadi ketika pembagian buku rapor semester 1. Orang lain, fisikanyapada remedial, tetapi Manis tidak di remedial, namun sayangnya nilainya tidak terlalu tinggi. Hal ini membuktikan bahwa Manisjuga pantas jadi anak IPA.
No comments:
Post a Comment