Kelam Mencekam

Ketika sayap tak mampu lagi terbang
Ketika kaki tak mampu lagi menopang
Namun jalan panjang masih membentang
Harus dilalui penuh halang rintang

Suara merdu menyayat memaki
Memanggil isi hati yang mulai sunyi
Membukakan lembaran keji
Yang setiap hari tak henti menari

Kegelapan mulai menghitam
Tangan semakin kuat menggenggam
Masa depan sulit diterkam
Mimpi yang terpancar mulai kelam

Letupan angin kuat memaki
Menusuk luka di sanubari
Mengeluarkan pedihnya mati
Lepas diri dari Ilahi

Semua berteriak, kamu....
kamu....
itu sampah....
Kotoran yang membusukkan mata
Menghilangkan rasa dan membekukan jiwa

Kematian enggan menjemput
Menjalani hidup pun tak terurut
Hidup carut marut
Dosa menunggu maut

No comments: